Bitcoin (Dok. Ist) |
SURABAYATERKINI.ID - Dalam sebuah diskusi baru-baru ini, Rebecca Chow, Kepala Riset Investasi di ViaBTC Capital, berbagi pandangannya tentang masa depan harga bitcoin dan strategi investasi.
Meskipun pasar saat ini menghadapi ketidakpastian, Chow berusaha memahami di mana bitcoin akan mendarat, berdasarkan penelitiannya yang ekstensif dan keputusan investasi di ViaBTC Capital.
Diskusi tersebut menyoroti kegelisahan investor yang telah membeli bitcoin dengan harga yang lebih tinggi, sehingga mereka mencari panduan tentang apa yang dapat mereka harapkan dalam beberapa bulan mendatang.
Chow berhati-hati dalam membuat prediksi tentang bitcoin, dan menegaskan bahwa perkiraan ini bukanlah nasihat investasi. Namun, dia mengakui bahwa banyak analis memperkirakan kisaran antara USD 80.000 (sekitar Rp 1,28 miliar) dan USD 100.000 (sekitar Rp 1,61 miliar) pada akhir tahun.
Optimisme yang hati-hati ini mencerminkan sentimen yang lebih luas dalam komunitas kripto, di mana ada keseimbangan antara potensi keuntungan yang signifikan dan risiko yang melekat pada pasar.
Chow juga mengarahkan diskusi ke arah strategi yang lebih luas, dan menyarankan strategi dollar-cost averaging (DCA) sebagai pendekatan yang cocok untuk berinvestasi bitcoin.
Dia menyarankan agar investor membeli bitcoin secara teratur, terlepas dari harga saat ini, karena hal ini dapat bermanfaat dalam jangka panjang, terutama mengingat volatilitas pasar kripto.
Sementara itu, data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat pada Juni yang dirilis pada Kamis, 11 Juli 2024 menunjukkan penurunan sebesar 0,1%, yang merupakan pertama kalinya sejak Mei 2020.
Penurunan tersebut membuat indeks CPI secara year on year naik 3,0%, turun dari angka pada bulan Mei di 3,3%. Perkembangan dinamika inflasi terbaru ini telah meningkatkan ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed pada September, yang apabila terjadi dapat berpotensi memberikan dampak positif yang signifikan bagi pasar kripto.
Ekspektasi terhadap berlanjutnya penurunan suku bunga sebanyak dua kali atau lebih hingga pertemuan FOMC November juga turut meningkat.
Merespons kondisi tersebut, Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan, perkembangan inflasi merupakan sesuatu yang cukup penting bagi outlook pasar kripto dalam beberapa bulan ke depan.
Dengan tren inflasi yang membaik, potensi terjadinya peningkatan aliran dana segar ke pasar kripto imbas perubahan kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang lebih longgar, terlihat semakin dekat.
"Namun, pasar kripto yang masih cukup tertekan sejak awal Juni mungkin kemudian tidak merespons perkembangan tersebut secara signifikan,” ungkap Fahmi dalam keterangan resmi.